Sabtu, 26 Maret 2011

GLUKOSA,fruktosa, dan galaktosa

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.

Bentuk rantai D-Glukosa.
Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi hingga akhirnya membentuk karbon dioksida dan air, menghasilkan energi, terutama dalam bentuk ATP. Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida.
Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen merupakan polimer glukosa umum polisakarida).
Dekstrosa terbentuk akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Dalam kasus yang sama D-fruktosa disebut "levulosa" karena larutan levulosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kiri.

Isomerisme


Glukosa berubah dari proyeksi Fischer ke proyeksi Haworth.
Gula terdapat dalam dua enantiomer ( isomer cermin), D-glukosa dan L-glukosa, tapi pada organisme, yang ditemukan hanya isomer D-isomer. Suatu karbohidrat berbentuk D atau L berkaitan dengan konformasi isomerik pada karbon 5. Jika berada di kanan proyeksi Fischer, maka bentuk cincinnya adalah enantiomer D, kalau ke kiri, maka menjadi enantiomer L. Sangat mudah diingat, merujuk pada D untuk "dextro”, yang merupakan akar bahasa Latin untuk "right" (kanan), sedangkan L untuk "levo" yang merupakan akar kata "left" (kiri). Struktur cincinnya sendiri dapat terbentuk melalui dua cara yang berbeda, yang menghasilkan glukosa-α (alfa) jeungt β (beta). Secara struktur, glukosa-α jeung -β berbeda pada gugus hidroksil yang terikat pada karbon pertama pada cincinnya. Bentuk α memiliki gugus hidroksil "di bawah" hidrogennya (sebagaimana molekul ini biasa digambarkan, seperti terlihat pada gambar di atas), sedangkan bentuk β gugus hidroksilnya berada "di atas" hidrogennya. Dua bentuk ini terbentuk bergantian sepanjang waktu dalam larutan air, hingga mencapai nisbah stabil α:β 36:64, dalam proses yang disebut mutarotasi yang dapat dipercepat.


Sintesis
1. sebagai hasil fotosintesis pada tumbuhan dan beberapa prokariota.
2. terbentuk dalam hati dan otot rangka dari pemecahan simpanan glikogen (polimer glukosa).
3. disintesis dalam hati dan ginjal dari zat antara melalui proses yang disebut glukoneogenesis.
Peran dalam metabolisme
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.
Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernah secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

Fruktosa
adalah sejenis monosakarida yang wujud dalam buah-buahan, madu dan gula. Ia juga disebut sebagai levulosa kerana ia memutarkan cahaya terkutub-satah ke sebelah kiri. Fruktosa adalah pentahidroksiketon.
Fruktosa bertindak sebagai penurun kepada bahan uji Tollen dan Benedict.


Galaktosa adalah diastereomer daripada glukosa iaitu suatu pentahidroksiheksanal. Sebagai diastereomer daripada glukosa, banyak daripada ciri-ciri kimianya menyerupai glukosa.

FARMASI

Farmasi (Inggris: pharmacy, Yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai di tahun 1400 - 1600an.
Institusi farmasi Eropa pertama kali berdiri di Trier, Jerman, pada tahun 1241 dan tetap eksis sampai dengan sekarang.
Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan.

ANALISIS KAFEIN

PENETAPAN KADAR KAFEIN DALAM MINUMAN
DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (HPLC)


TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui prinsip dasar analisa sampel dengan alat HPLC
2. mampu menentukan kadar kafein dari suatu sampel

TEORI SINGKAT
Kromatografi merupakan salah satu teknik pemisahan yang dapat memisahkan setiap komponen dalam suatu campuran. Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan migrasi setiap komponen yang disebabkan karena perbedaan sifat interaksi dari setiap komponen pada fase diam dan fase gerak. Berdasarkan fase geraknya metoda kromatografi cair dan kromatografi gas. Salah satu contoh dari pengembangan metode kromatografi cair dalam HPLC (High Performance Liquid Chromatgraphy) atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan dengan memakai fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga halus yang distribusi ukurannya sempit (kolom) dan fase gerak yang dipaksa mengalir dengan laju alir yang terkendali dengan memakai tekanan tinggi sehingga menghasilkan pemisahan dengan resolusi tinggi dan waktu yang relatif singkat.
Resolusi adalah pengukuran secara fisik suatu pemisahan. Resolusi dapat ditingkatkan dengan mengoptimasi perameter –perameter HPLC yaitu retensi, selektivitas, dan evisiensi. Secara praktis parameter-parameter tersebut dapat dioptimalkan dengan mengubah:
1. komposisi dari fase gerak
2. laju alir
3. sifat kimia dari fase gerak
4. jenis kolom
Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif. Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan kromatografi sampel dengan kromatogram baku pembanding berdasarkan waktu retensinya. Sedangkan untuk analisa kuantitatif dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
Cx = Ax / Ap x Cp
Keterangan:
Cx = Konsentrasi sampel
Ax = Peak area sampel (Luas puncak)
Ap = Peak area pembanding (Luas puncak)
Cp = Konsentrasi pembanding
ALAT DAN BAHAN
Alat:
a. HPLC Series 200 dengan detektor UV 275 nm Perkin Elmer
b. Kolom C 18 (non-polar)
c. Corong pisah
d. Gelas ukur 50 ml
e. Pipet ukur 10 ml
f. Corong + kertas saring
g. Vial
h. Mikro pipet + tip
i. Sarung tangan
Bahan:
a. Kafein standar
b. Minuman berkafein
c. Diklorometana (CH2Cl2)
d. 1,5 ml pelarut (asam asetat 70% dan metanol 30%) pada fase gerak

PROSEDUR KERJA
Larutan sampel:
1. siapkan minuman (sampel) yang akan diuji kadar kefeinnya
2. lalu ambil 25 ml larutan sampel, masukan kedalam corong pisah
3. encerkan dengan diklorometana sebanyak 25 ml (tujuannya untuk mengikat kafein pada sampel) lalu dikocok-kocok (untuk membuang gas yang ada pada campuran sampel)
4. kemudian aerasikan selama 15 menit
5. lalu ambil 1 ml sampel yang sudah disaring, masukan kedalam vial
6. tentukan kadar kafein dalam sampel dengan HPLC
Kinerja HPLC:
1. masukan vial yang berisi sampel kedalam Autosampler untuk diijneksi
2. kemudian sampel dibawa oleh fase gerak menuju kolom (C18)
3. pada kolom akan terjadi interaksi secara kerekteristik
4. sampel yang melewati kolom akan dibawa ke detektor
5. lalu dibaca oleh rekorder
6. lalu akan didapatkan hasil yang bisa dilihat pada layar komputer

HASIL PERCOBAAN
Kadar kafein yang tertera pada label sampel adalah 50 mg/175ml:
ppm = 50 mg / 0,175 L
= 285,71 mg/L
Kadar kafein hasil analisis:
Cx = Ax / Ap x Cp
= 3285717,98 / 2700210,92 x 200 ppm
= 243, 36 ppm

KESIMPULAN
Berdasarkan data analisis dapat disimpulkan bahwa konsentrasi sampelminuman pada label (285,71 ppm) berbeda dengan konsentrasi hasil analisis (243,36 ppm).

Analisa Protein

A. Fungsi Protein
o Zat pembentuk sel baru
o Zat penyusun sel seperti; nukleoprotein, enzim, hormon, antibodi, dan kontraksi
o Zat pengganti sel rusak
o Sumber energi (4 kkal/gram)
B. Pengertian
o Polimer dengan asam amino sebagai monomer-monomernya.
o Polipeptida rantai panjang dengan salah satu ujungnya berupa asam karboksilat dan ujung lainnya gugus amina.
o Makromolekul (BM > 40.000) dan termasuk juga kelompok makronutrien.
C. Pengujian
o Kualitatif
1. Biuret
Protein + (CuSO4++NaOH 20 %)  biru lembayung
2. Millon
Protein + Hg2(NO3)2  merah (gugus fenol pada asam amino tirosin)
3. Ninhidrin
Protein + pereaksi ninhidrin  biru lembayung
o Kuantitatif
1. Volumetri
- Kjeldahl
Mengukur kadar protein total berdasarkan jumlah nitrogen yang terdapat dalam sampel  cocok untuk protein tak larut atau terkoagulasi akibat pemanasan dalam pengolahan.
Prinsipnya ialah melakukan tiga tahap pengujian, yaitu :
- Destruksi : mengubah N dalam protein menjadi (NH4) 2SO4
- Destilasi : memecah (NH4)2SO4  NH3 ditangkap oleh asam
- Titrasi : mengukur sisa asam yang tidak bereaksi dengan NH3
Kadar protein akhir dihitung berdasarkan rumus sbg berikut :
= V NaOH (blanko) – V NaOH (sampel) x N NaOH x 14,008 x 100% Fk
sampel (mg)
- Titrasi Formol
Gugus amina diikat oleh formaldehid, sehingga protein menjadi bersifat asam  dapat dititrasi menggunakan basa NaOH  cocok untuk produk susu.
2. Gasometri
Protein + asam nitrit menghasilkan gas N2  dimurnikan dengan kalium permanganat kemudian dapat diukur volumenya dalam satu tempat tertentu. Metode ini lebih selektif daripada metode Kjeldahl disebabkan hanya bereaksi dengan gugus amin alifatik primer saja.
3. Spektrometri
Metode ini tepat digunakan untuk sampel yang mengandung protein terlarut, seperti pada produk-produk hasil ternak (telur dan daging) serta biji-bijian yang belum mengalami perubahan akibat pemanasan/pengolahan. Ada dua jenis sinar yang digunakan dalam metode ini, yaitu menggunakan sinar UV atau sinar tampak (visibel). Adanya gugus aromatik pada asam-asam amino seperti fenilalanin, tirosin, dan triptofan dapat menangkap sinar UV. Adapun jika menggunakan sinar tampak, maka terlebih dahulu diperlukan penambahan pereaksi, seperti tiga (3) macam reaksi berikut :
- Metode Biuret
Reaksi antara ikatan peptida dalam protein dengan logam Cu pada suasana basa menghasilkan komplek warna biru yang dapat diukur secara spektrofotometri pada λ 540 – 560 nm. Metode ini tepat untuk produk tepung-tepungan, gandum, darah, dan anggur.
- Metode Folin Ciocalteu
Metode ini didasarkan pada reduksi pereaksi Folin (asam fosmolibdat dan asam fosfotungsat) oleh gugus fenol pada tirosin dan triptofan menghasilkan molibdenum warna biru yang dapat diukur secara kolorimetri/ spektrofotometri. Cara ini relatif lebih cepat dan lebih peka, namun warna yang dihasilkan kurang stabil
- Metode Lowry
Metode ini merupakan pengembangan dan penggabungan dari metode Biuret dan metode Folin yang dilakukan oleh Lowry kurang lebih 45 tahun yang lalu. Adanya inti aromatis pada asam amino tirosin, triptofan, dan fenilalanin akan mereduksi kedua macam perekasi Lowry A (asam fosfomolibdat : asam fosfotungsat 1:1) menjadi molibdenum yang berwarna biru yang selanjutnya ditambahkan perekasi Lowry B (CuSO4 + Na2CO3 2% dalam NaOH 0,1 N + K Na-tatrat 2%) sehingga menghasilkan warna yang lebih stabil dan dapat diukur absorbansinya pada λ 600 nm. Metode ini lebih senditif daripada metode Biuret.
4. Spektrofuorometri
Asam amino tirosin dan triptofan dapat berfluorosensi pada λ eksitasi 280 nm dan λ emisi 348 nm. Keuntungan metode ini ialah lebih sensitif daripada menggunakan spektrofotometri UV karena dalam kadar yang lebih kecil mampu membrikan respon yang lebih tajam, serta lebih selektif karena tidak semua senyawa dapat berfluorosensi.
5. Tubidimetri
Metode ini didasarkan pada kekeruhan, dimana protein dalam suatu sampel dapat diendapkan dengan ditambahkan bahan pengendap protein, seperti asam trikloroasetat, kalium feri sianida, dam asam sulfosalisilat. Kurva baku dapat dibuat untuk mengubungkan antara tingkat kekeruhan sampel dengan kadar protein dalam sampel. Semakin tinggi tingkat kekeruhan sampel menunjukan semakin tinggi pula kadar proteinnya. Metode ini jarang dilakukan.
6. Pengikatan Zat Warna
Adanya gugus polar dalam protein dapat mengikat zat warna yang bermuatan berlawanan dengan muatan protein membentuk komplek warna yang tak larut. Zat warna yang sering digunakan ialah zat warna asidik seperti Amino Black 10B (λ maks 615 nm) dan Orange G (λ maks 485 nm) karena memiliki 2 gugus –SO3H (negatif) sehingga akan berikatan kuat dengan gugus amina yang bersifat basa dari protein.
7. Kromatografi
- Kromatografi Kertas dan Krom.Lapis Tipis
Metode ini sudah jarang dilakukan dengan ditemukannya metode lain yang lebih peka dan sensitif serta memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi, seperti KCKT dan KG.
- KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)
Metode ini merupakan penyempurnaan dari metode-metode yang telah ada, seperti spektrofotometri UV dan sinar tampak yang tidak mampu mendeteksi asam-asam amino yang tidak memiliki gugus aromatis. Untuk dapat mendeteksinya, diperlukan satu perlakuan tambahan terlebih dahulu, yaitu dengan menderivatisasi menjadi asam-asam amino yang dapat dideteksi (berfluorosen). Oleh karena itu, penting disini ialah pemilihan satu perekasi penderivat, yaitu yang memiliki syarat-syarat minimal, seperti :
- Mampu menghasilkan produk yang dapat ditangkap oleh sinar UV maupun sinar tampak (sepktrofotometri) ataupun dapat membentuk senyawa berfluorosen sehingga dapat diukur dengan spektrofulorometri.
- Mampu menghasilkan produk sebesar mungkin (100%)
- Mampu menghasilkan produk yang stabil selama prose derivatisasi mampun deteksi.
Beberapa pereaksi penderivat yang dapat digunakan, diantaranya ialah PITC (Fenil isotiosianat), BITC (Butil isotiosianat), OPA (o-ftalaldehid), dan AQC (6-aminokuinolil-N-hidroksisuksinimidil-karbamat)
- Kromatografi Gas
Dalam metode ini juga diperlukan satu perlakuan awal untuk menderivatisasi menjadi senyawa yang lebih volatil atau dapat menguap.

Selasa, 12 Oktober 2010

pengujian kertas dan air

A. PENGUJIAN KERTAS
Atas permintaan costumer dalam keinginan mutu kertas yang terjamin. maka dilakukanlah pengujian-pengujian yang dilakukan didalam laboratorium quality control seperti pengecekan kadar resin, kadar alumina maupun physical test pada kertas.
1. Prosedur kerja
a. Pengujian Resin pada kertas.
Resin ditambahkan pada kertas untuk mengurangi daya serap kertas terhadap air, resin bersifat hidrofobik (tidak mudah menyerap air) dimasukan kedalam suspensi serat pada pembuatan kertas sehingga kertas yang dihasilkan mampu mengurangi penetrasi cairan. Bahan resin menentukan nilai kadar air (mc) dan cobb size pada kertas.
Resin dipisahkan dari sample dengan cara menggunakan acifield alkohol, selanjutnya diekstraksi dengan eter dimana Resin lebih mudah larut dalam eter tersebut. Dari pada dalam acified alcohol. Maka dengan menguapkan eter tersebut jumlah Resin dapat diketahui.


Alat – alat :

- Selongsong
- Soxlet
- Cawan porselen
- Labu kocok
- Kondensor
- Pemanas air
- Batu didih
- Beaker glass


Bahan – bahan

- Acidified alkohol
- Eter
- Nacl
- aquadest



Cara kerja:
1. Timbang 5 gr sample kertas dan masukan kedalam selongsong kertas
2. Lalu masukan selongsong kedalam soxlet kemudian pasang soxlet diatas labu dididh yang berisi 100ml acified alcohol dan pasangkan pendingin diatas soxlet
3. Alirkan air pada pendingin panaskan labu didih diatas heater ±2jam.
4. Matikan heater setelah 2jam biarkan sampai dingin setelah dingin tambahkan 5gr NaCl dan 100ml air suling lalu masukan kedalam labu kocok.
5. Tambahkan 25ml eter kedalam labu kocok lalu kocok perlahan-lahan sambil sesekali dibuka tutupnya untuk mengeluarkan udara.
6. Biarkan beberapa saat sampai alcohol dan eter terpisah sempurna lalu keluarkan air dibagian bawah kedalam beaker gelas dan masukan eternya kedalam mangkuk porselin yang diketahui bobotnya.
7. Kemudian mangkuk porselin dipanaskan didalam oven sampai kering dengan temperature 1050C selama 1jam.
8. Dinginkan kedalam desikator dan timbang.


Perhitungan:
% Resin: B-A x 100%
berat sample

Dimana A = Bobot mangkuk porselin kosong
B = Bobot mangkuk porselin + Resin






b. Pengujian Alumina pada kertas.
Alumina ditambahkan pada kertas untuk mengurangi daya serap kertas, Alumina merupakan bahan yang juga dibutuhkan pada buburan kertas. Penambahan Alumina juga harus disertai bahan Resin karena apabila hanya salah satu saja bahan yang ditambahkan maka daya serap kertas akan kurang maksimal, Alumina juga berfungsi sebagai mempererat warna agar warna yang dihasilkan menjadi jelas sesuai dengan standard permintaan costumer.
Alumina dipisahkan dari sample dengan cara diabukan terlebih dahulu, selanjutnya ditambahkan HCl pekat dan HNO3 pekat kemudian diuapkan terlebih dahulu dipenangas air agar sample menjadi larut apabila belum larut larutan disaring dengan kertas saring kemudian barulah dititrasi dengan larutan ZnSO4 0.01N.
Alat-alat:

 beaker gelas 100ml
 buret 50ml
 erlenmeyer 250ml
 batang pengaduk
 tanur
 cawan
 pipet volum 25ml
 gelas ukur 50ml
 pipet ukur 10ml
 labu ukur 500ml
 penangas air
 corong

Bahan:

 larutan EDTA 0.01N
 larutan Buffer pH 10
 larutan HCl pekat
 larutan HN03 pekat
 larutan ZnSO4 0.01N
 indicator ErichromeBlackT

Perhitungan :
Kadar Al= (ml EDTA x N.EDTA) – (ml ZnSO4 x N.ZnSO4)x 27 x fp x 100%
mg sample

Kadar alumina= %Al x 102
54


c. Pengujian Rosin dengan menggunakan metode Acid Number.
Rosin sionka yang bisa disebut juga getah damar yang berbentuk bongkahan yang mempunyai bau menyengat. Rosin sionka ini digunakan untuk daya serap pada kertas, agar pada permukaan kertas tidak mudah merembes apabila media kertas ditulis. Sebelum rosin ini digunakan rosin ini melalui tahap pemasakan agar menjadi lunak dan cair dan siap untuk digunakan dengan menambahkannya ke dalam mixing chest untuk diolah lebih lanjut.
Rosin ditambahkan pada kertas untuk mengurangi daya serap tinta terhadap kertas agar tinta yang digunakan tidak meluber terhadap kertas, maka pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kosentrasi sample sebelum sample ditambahkan pada kertas.
Ditambahkan KOH sebagai penetral sebanyak 1gram dalam sample. Kemudian sample dilarutkan dengan alcohol dan dititrasi kadar asamnya dengan menggunakan NaOH dengan menggunakan indicator phenolphatalein.


Alat-alat:
1. erlenmeyer 250ml
2. buret 50ml
3. pipet tetes
4. kaca arloji
5. batang pengaduk
Bahan:
1. alcohol
2. larutan standard NaOH 0.05N
3. indicator phenolphatalein


Cara kerja:
1. menimbang sample sebanyak 4 gram.
2. kemudian dilarutkan dengan menggunakan alcohol sebanyak 100ml didalam Erlenmeyer.
3. dinginkan terlebih dahulu sebelum dititrasi.
4. tambahkan 1ml phenolphetalein.
5. lalu titrasi dengan larutan NaOH 0.5N dari tidak berwarna menjadi merah muda.


Perhitungan:
Acid Number = ml NaOH x N.NaOH x 56.1
gram sample



d. Pengujian Physical test pada kertas.
Pengujian physical test adalah pengujian yang berdasarkan sifat fisik pada kertas seperti:
• Gramature (berat kertas)
• Caliper (ketebalan kertas)
• Tensile (ketahanan tarik kertas)
• Cobb size (daya serap kertas)
• Moisture (kadar air pada kertas)
• Bursting strength (ketahanan retak kertas)
Sampel terlebih dahulu dipotong sesuai ukuran dengan alat potong berbentuk lingkaran, persegi panjang, maupun kotak kemudian sample diuji sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan. Sebagai contoh kertas HVS kertas tersebut hanya beberapa saja yang diujikan seperti gramature, caliper, moisture, dan cobb sizenya saja.

Alat-alat:

1. alat pemotong bentuk lingkaran
2. neraca analitik
3. micrometer
4. alat pemotong persegi panjang
5. schopper
6. alat cobb
7. oven
8. Mulllen


Bahan: sample yang akan diujikan



Cara kerja:
1.Gramature
a. Potong dahulu sample berupa kertas sebanyak panjang kertas tersebut misalnya 12, 14, 16 lembar.
b. Timbang dan hitung dahulu rata-rata kertasnya .
c. Setelah itu barulah timbang satu persatu sample tersebut.
2.Caliper
a. Setelah dilakukan penimbangan tersebut kemudian sample dicaliper menggunakan alat micrometer.
b. Nyalakan alatnya stel terlebih dahulu angka pada alatnya hingga menunjukan angka “0”.
c. Masukan satu persatu sample kealat caliper kemudian tekan tombol ”on” alat akan membaca ketebalan kertas
d. Lakukan pengerjaan ini hingga sample habis.
3.Tensile
a. Potong kertas berbentuk panjang dengan alat pemotong yang sudah tersedia, kertas dipotong dibagian Font, Central, back.
b. Setelah itu alat Schopper dinyalakan dengan cara menekan tombol ON
c. Jepit kertas yang sudah dipotong dibagian atas alat tensile satu persatu kertas dijepit dibawah penjepit, kemudian penopang bawah jepitan dilepaskan, alat penggerak ditekan kebawah untuk jalannya mesin dan untuk mendapatkan hasil pengukuran.
d. Membaca skala pengukuran
4.Cobb size
a. Potong sample berbentuk segi empat dengan menggunakan alat pemotong berbentuk segi empat.
b. Letakan sample pada alat cobb size kemudian tuangkan air aquadest sebanyak 100ml.
c. Kemudian tunggu hingga 1 menit.
d. Keringkan terlebih dahulu dengan alat penggiling. Sample berada ditengah-tengah kertas hisap.
e. Kemudian timbang sample .
5. Moisture
a. Potong kertas pada bagian Font, Central, Back.
b. Lalu timbang satu persatu sample tersebut.
c. Masukan oven ±1jam.
d. Dinginkan terlebih dahulu sample kedalam desikator.
e. Kemudian timbang sample
f. Hitung kadar airnya
6. Bursting strength
a. Sampel yang sudah dicaliper, diletakan satu persatu pada alat Mullen.
b. Tekan sampel dengan penekan pada alat Mullen.
c. Tekan tombol merah, tunggu beberapa saat.
d. Lalu lampu tombol merah akan otomatis berpindah ke lampu tombol hijau yang artinya sampel sudah retak.

Perhitungan

cobb size : berat kertas basah – berat kertas kering.

Moisture : berat basah – berat kering x 100%
berat basah








B. PENGUJIAN AIR
Sample yang diuji:
• air boiler, feed water, softener, dan raw water
• air limbah
1. Prosedur kerja
a. Pengujian air Boiler
Didalam industri kertas air boiler digunakan sebagai pengeringan kertas didryer part yang berasal dari uap pemanasan boiler. Maka dari itu dilakukanlah pengujian supaya konsentrasi pada air boiler tidak terlalu tinggi karna apabila kosentrasi terlalu tinggi akan menyebabkan boiler tersebut kurang efisien.
Pada air boiler dilakukan beberapa pengujian. Pengujian yang dilakukan dintaranya adalah :
o P-Alkalinity adalah penentuan alkalinity dengan cara menggunakan indicator phenolphetalein
o M-Alkalinity adalah penentuan alkalinity dengan cara menggunakan indicator metil orange
o Total hardness adalah jumlah kandungan ion-ion kalsium dan magnesium dalam milligram kalsium carbonat perliter.
o Conductivty
o pH pada sample air.
Dengan tujuan agar suplay air kedalam boiler memenuhi standard dan tidak mempercepat pengotoran/ pengerakan pada boiler yang menyebabkan boiler tersebut menjadi kurang efisien dan cepat rusak maka dilakukanlah analisa tersebut.
1) alkalinity
Alkaliniti adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan. Sama hanya larutan buffer, alkaliniti merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Alkaliniti adalah hasil reaksi-reaksi terpisah dalam larutan hingga merukan sebuah analisa ” makro” yang menggabungkan beberapa reaksi. Alkaliniti dinyatakan di dalam mek/ℓ (cara kimiawi dan tepat) atau mg CaCO3/ ℓ cara kuno, tetapi masih terpakai di Amerika serikat, misalnya pada cald well – Law rence diagram).
Alkaliniti dalam air disebabkan oleh ion – ion karbonat (CO ) bikarbonat ( HCO), hidroksida (OH-) dan juga borat (BO ), fosfat ( PO), silikat (SiO) dan sebagainya.
Dalam air alam alkaliniti disebabkan oleh adanya bikarbonat, dan sisanya oleh karbonat dan hidroksida. Pada keadaan tertentu ( siang hari ) adanya ganggang dan lumut dalam air menyebabkan turunya kadar karbon dioksida dan karbonat. Dalam keadaan seperti ini kadar karbonat dan hidroksida naik, dan menyebabkan pH larutan naik.
Alkaliniti ditetapkan dengan melalui titrasi asam basa, Asam kuat seperti asam sulfat dan asam klorida (H2SO4 dan HCl ) menetralkan zat – zat alkaliniti yang merupakan zat basa sampai titik akhir titrasi ( titik ekuivalen) kira – kira pada pH 8,3 dan pH 4,5.

Alat-alat:

1. gelas ukur 25ml
2. buret 50ml
3. gelas Erlenmeyer 250ml
4. pipet volum 50ml
5. pipet tetes
6. labu takar 100ml, 250ml, 500ml
7. batang pengaduk
8. beaker glass 100ml, 250ml, 500ml


Bahan kimia:

1. indicator phenolphatalein
2. indicator metil orange
3. larutan H2SO4 0,02 N
4. larutan H2SO4 0,1 N
5. Aquadest
6. NaOH 0,1 N







Cara kerja:
• pengujian P- Alkalinity
1. Pipet setiap sample 25ml kedalam gelas Erlenmeyer 250ml kemudian tambahkan 3tetes indicator phenophatalein. Bila terdapat P-Alkalinity maka warna pada larutan akan berubah menjadi merah muda
2. Kemudian titrasi sample dengan larutan H2SO4 0,02N hingga terjadi perubahan warna dari pink menjadi tidak berwarna.
• pengujian M-Alkalinity
1. Setelah pengujian P-Alkalinity tersebut sample ditambahkan indicator metil orange sebanyak 3 tetes hingga larutan berwarna kuning.
2. Kemudian titrasi larutan tersebut dengan larutan H2SO4 0.02N hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah muda.
Perhitungan:
P-Alkalinity= ml titrasi H2SO4 x N.H2SO4 x 1000 xBE H2SO4
ml sample

M-Alkalinity= ml titrasi H2SO4 x N.H2SO4 x1000 x BE H2SO4
ml sample

2) Total Hardness / Kesadahan ( Ca2+, Mg2+ )
Kesadahan total adalah jumlah ion- ion Ca2+, Mg2+ yang dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Kesadahan total tersebut dapat juga ditetntukan dengan menjumlah ion Ca2+ dan ion Mg2+ yang dianalisa secara terpisah misalnya AAS ( Atomic Absorption Spectrophotometry ) yang tidak akan diuraikan disini karena mahalnya peralatan.
Eriochrome Black T adalah sejenis indikator yang berwarna merah muda bila berada dalam larutan dalam larutan yang mengandubg ion kalsium dan ion magnesium dengan pH 10,0 0,1.
Sejenis molekul lain yaitu asam etillendilamintetraesetat dan garam- garam natriumnya (EDTA), dapat membuat pasangan kimiawi (chelated complex) dengan ion –ion kesadahan dan beberapa jenis ion lain. Pasangan tersebut lebih kuat dari pada hubungan indikator dengan ion –ion kesadahan oleh karena itu pada pH 10 larutan larutan akan berubah menjadi biru yaitu disaat jumlah molekul EDTA yang ditambahkan sebagai titran, sama, (ekuivalen) dengan jumlah ion kesadahan dalam sampel, dan molekul indikator terlepas dari ion kesadahan
Perubahan semakin jelas bila pH semakin tinggi, namu ph yang tinggi dapat menyebabkan ion- ion kesadahan hilang dari larutan, karena terjadi pengendapan Mg(OH)2 dan CaCO3. Pada pH > 9, CaCO3 sudah mulai terbentuk sehingga titrasin harus selesai dengan waktu 5 menit. Pembentukan Mg(OH)2 pada sampel air alam (air sungai, air tanah) belum terjadi pada pH 10.

Alat –alat :

1. Labu takar 250 ml
2. Karet hisap
3. 2 labu takar
4. Botol plastik 2 buah
5. Erlemeyer 4 buah
6. Corong
7. Kaca arloji
8. Buret 50 ml
9. Beaker glass
10. Botol tutup kaca


Bahan – bahan :

1. EDTA ( Etilen Diamin Tetra Asetat )
2. NH4Cl
3. NH4OH
4. EBT ( Eriochrome Black T )
5. CaCO3
6. NaCl




Cara kerja:
1. Pipet sample sebanyak 50ml kedalam Erlenmeyer 250ml
2. Kemudian tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 2ml dan indicator EBT secukupnya.
3. Dititrasi dengan larutan EDTA standard 0,01N dari warna ungu berubah menjadi warna biru
Mg2+ + HD2- MgD- +H+
MgD- + H2Y2- MgY2- + 2H+
MgD- + H2Y2- MgY2- + HD2- + H+
Perhitungan:
Total hardness= ml titrasi EDTA x N. EDTA x 1000 x 100
ml sampel

2) Conductivity dan pH pada air

Alat –alat :
1. conductifity meter
2. pH meter

Bahan – bahan :

1. air boiler
2. Softener


Cara kerja:
• Conductivity
1. Masukan alat berupa penukur kedalam botol sample
2. Lalu tekan tombol ON pada alat tersebut dan baca angka yang tertera pada layar alat tersebut.
3. Catat nilai conductifity pda layar alat tersebut.




• pH meter
1. Masukan alat berupa pengukur kedalam botol sample
2. Tekan tombol ON pada alat dan baca angka yang tertera pada alat pH meter
3. Catat nilai pada alat tersebut


b. Pengujian air limbah
Limbah dari industri ini kebanyakan merupakan air sisa pembuangan yang berasal dari unit paper mesin. Sisa pembuangan tersebut kemudian diolah terlebih dahulu sebelum limbah tersebut dibuang kelingkungan. Cara pengolahan limbah tersebut dengan cara memberikan bahan kimia berupa tawas, kostik maupun flokulan yang berguna supaya air sisa limbah tersebut tidak mencemari lingkungan. Air limbah tersebut juga dianalisa dilaboratorium untuk mengetahui kosentrasi air limbah dengan menggunakan metode COD (Chemical Oxygen Demand), air limbah yang diambil untuk sample merupakan limbah outlet yang sudah diberi bahan kimianya.

1) Pengujian limbah dengan menggunakan metode Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1L sample air dimana pengoksidasi K2CrO7 digunakan sebagai sumber oxygen.
Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih, selama berlangsung± 2jam ini, uap direfluks dengan alat kodensor agar zta organis tidak lenyap keluar. Perak sulfat AgSO4 ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi, sedang merkuri sulfat untuk menghilangkan gangguan klorida.
Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organis hampir teroksidasi maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluks, K2Cr2O7 yang tersisa didalam larutan tersebut digunakan untuk menentukan berapa oksigen yang telah terpakai, sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan fero ammonium sufat, dimana reksi yang berlangsung adalah
6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H20
indicator feroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu disaat warna hijau kebiru-biruan berubah menjadi coklat-merah.

Alat-alat:

1. kondensor
2. hot plate
3. buret 50ml
4. beaker gelas 100ml, 250ml dan 500ml
5. erlenmeyer 250ml
6. pipet volum 10ml, 25 ml
7. pipet tetes
8. labu ukur 100ml, 250 ml, 500ml

Bahan:

1. larutan standard K2CrO4 0,25 N
2. perak sufat
3. asam sulfat
4. larutan standard Fero Amonium Sulfat (FAS) 0.10N
5. indicator feroin
6. aquadest


Cara kerja:
1. timbang 0.4 gram HgSO4 lalu masukan kedalam Erlenmeyer 250 ml.
2. tambahkan larutan sample sebanyak 25ml.
3. tambahkan larutan K2Cr2O7 0.25N sebanyak 10ml.
4. siapkan 30ml reagen asam sufat- perak sulfat dan masukan kedalam Erlenmeyer yang sudah berisi larutan kemudian kocok perlahan-lahan agar tercanpur merata.
5. Tempatkan kondensor dengan gelas Erlenmeyer atas pemanas hot plate nyalakan hot plate selama ±2jam.
6. Setelah ±2jam lepaskan gelas Erlenmeyer dari kodensor dinginkan larutan kemudian encerkan larutan yang telah direfluks dengan air suling sebanyak 150ml-200ml.
7. Tambahkan 3 tetes indicator feroin
8. Kemudian dititrasi dengan larutan standard FAS 0.10N dari berwarna hijau-biru menjadi colat-merah.
9. Buatlah blanko yang terdiri dari 20ml air suling yang mengandung semua reagen yang ditambahkan pada larutan sample, refluks dengan cara yang sama seperti larutan sample.

Perhitungan:
COD (mg O2/L)= (a-b) x N.FAS x 8000
mg sample
dimana: a = ml FAS yang digunakan untuk titrasi blanko
b = ml FAS yang digunakan untuk titrasi sample

2) Pengujian limbah dengan menggunakan Total Solvended Solid ( TSS ).
Alat-alat:

1. kertas saring
2. oven
3. desikator
4. beker glass 100ml
5. corong panjang
6. neraca analitik

Bahan:
1. sample limbah inlet
2. sample limbah outlet

Cara kerja:
1. Timbang terlebih dahulu kertas saring
2. Kemudian sample dituangkan kedalam beaker gelas 100ml
3. Lalu kertas saring dimasukan kedalam corong
4. Kemudian saring endapan air limbah tersebut
5. Panaskan kertas saring + endapan didalam oven ±15 menit
6. Setelah 15 menit dinginkan lalu timbang kertas saring lalu timbang untuk mendapatkan beratnya

Perhitungan:
TSS = mg kertas saring + zat – mg kertas saring kosong
0.1 L

Kesadahan air

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan resin penukar ion
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.
Air sadah sementara Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Air sadah tetap Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+. CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq) Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq) Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.
Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan. Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada industri-industri adalah melalui penyaringan dengan menggunakan zat-zat sebagai berikut :
Resin pengikat kation dan anion. Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan.
Zeolit memiliki rumus kimia Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau K2(Al2SiO3O10).2H2O. zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dilewati air. Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan.
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadar atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap.
Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang anda gunakan di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup menyediakan tong yang dapat menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan rumah tangga, spserti mencuci, mandi dan keperluan masak.
Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus menggantinya.

Rabu, 14 April 2010

PLEASE, CALL ME RERE ?!!

Andi : “Kak Lele, Kak Lele !”
Rere : “Ssssstt jangan panggil kakak lele tau!!” (mencubit pipi adiknya)
Andi : “Andi kan Cuma mau main kak.”
Rere : “Iya.. iya.. tapi kamu janji ya jangan panggil kakak lele!”
Andi : “mana aku bisa kak, lagian nama kakak susah banget buat aku sebut”
Rere : “Nama kakak itu paling gampang tauu!!”
Andi : (hanya terdiam)
Rere : “udah ahh.. kakak pergi aja”
Andi : “kakak jahat banget sih.” (melempar lemparkan mainannya)
Rere :(melotot pada Andi) “Andiii.. kamu nakal banget sih!!!”
Andi :(berlari lari dan meledek Rere) “Ayo kejal..!!”

Andi dan Rere pun berkejar kejaran di dalam rumah.



Di dalam kelas Rere dan Dimas sedang asyik mengobrol tentang teman temannya di kelas.
Rere : “Eh Dimas, menurut loe si Dini and si Adit orangnya aneh yaaa??” (melirik kearah Adit dan Dini)
Dimas : “wah.. wah..wah.. tega amat loe bilang temen gue aneh” (menggeleng geleng kepalanya)
Rere : “Gimana gak aneh, masa yaa kalau istirahat gue liat si Adit mau pesen makanan aja pake ditulis segala, kaya gak bisa ngomong ajja!”
Dimas : “Aduh say, terserah dia dong mau ditulis atau ngomong langsung, ngurusin dia amat sih loe..!”
Rere : “Terserah gue dong. Terus ya si Dini itu kampungan banget, masa dia bilang gak mau pacaran dulu.. hari gini gak mau pacaran?!”
Dimas : “ya ya ya, kalu itu alasan yang masuk akal, tapi menurut gue cowok kaya Adit tuh keliatan cool githu!”
Rere : “ waduh, jangan jangan loe suka sesama jenis lagi, kaya rian jombang”
Dimas : “ Idih, amit amit daah.. ya ga lah….. gue normal kali… buktinya gue sering naksir cewek kan, tapi sayangnya gue di tolak terus!!” (dengan nada tinggi)
Rere : “itu si loe apes terus, tapi menurut gue dari ujung monas kali dia keliatan cool, dingin kali kaya batu es !” (tertawa sendiri)
Dimas : “yo wis lah sekarepmu dewe.”
Rere : “okelah kalo begitu!”

Kemudian Dimas meninggalkan Rere dan pergi menghampiri Adit
yang sedang membaca buku.

Dimas : “Lagi ngapain loe Dit ??”
Adit : “Gak lagi ngapain ngapain kok.”
Dimas : “Lha bukannya loe lagi baca buku yaa?!”
Adit : “oh iya ya” (agak gugup)
Dimas : “kenapa gugup? emang lagi baca apa sich?” (agak memaksa untuk melihat cover buku tersebut )
Adit : “eh, pelan-pelan dong , soalnya bukan punya aku !” (ssedikit kesal )
Dimas : “oh,, ‘pacar idaman’ , ternyata loe lagi nyari cewek ya??”
Adit : “up to me dong!”
Dimas : “ya udah deh, sorry ganggu! Moga ja sukses ya cari ceweknya” (pergi meninggalkan Adit)




Kemudian Adit pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar. Saat ia lewat didepan Rere, matanya terus menatap Rere. Dimas yang memperhatikan Adit hanya tertawa. Karena mendengar suara Dimas, Adit pun kaget, dan menabrak pintu. Semua anak yang ada didalam kelas pun tertawa, termasuk Rere. Karena malu, Adit langsung cepat- cepat pergi dari kelas.



Keesokan paginya, Dimas menghampiri Adit yang seperti biasa sedang membaca dan menulis.

Dimas : “ehm…ehmm..” (Dimas duduk di samping Adit)
Adit : (hanya menoleh, lalu melanjutka kegiatannya )
Dimas : “Dit, gue perhatiin, akhir- akhir ini loe ngeliatin si Rere terus. Lu naksir ma dia?”
Adit : “ha..h apaan sih kamu Dimas!!” (nadanya meninggi )
Dimas : “udah.. ngaku aja.. tenang aja deh gue ga bakal kasih tahu yang lain. By the way gue Bantu deketin dia deh, mau ga?”
Adit : (berpikir sejenak) “ boleh juga sih, tapi kamu betul mau bantu aku?”
Dimas : “ya.. iyalah, tenang aja gue bakal bantu loe dengan suka rela, and tanpa bayaran sepeserpun. Itu sih gampang buat cowok seterkenal gue, gue punya 1001 cara buat ngedeketin cewek, OK?!”
Adit : “PD banget sih kamu… tapi, oke deh”

Kemudian Dimas menghampiri Rere yang sedang makan di kantin.

Dimas : “Rere !!” (sambil menepuk bahu Rere)
Rere : (terbatuk-batuk karena kaget ) “gila loe ya … ntar kalo ntu baso masuk ke tenggorokan gue gimana?!!” (nada yang begitu kesal)
Dimas : “ala…hh gitu aja marah”
Rere : “lagian ada urusan apa loe sama gue?”
Dimas : “gue punya kabar bagus nih, Re!”
Rere : “apaan emangnya?”
Dimas : “katanya sih. Adit naksir loe!”
Rere : “ha..h ?!”
Dimas : “gimana Re?”
Rere : “gimana ya…. Gue pikir- pikir dulu deh”
Dimas :ayolah Re… siapa tau sifatnya yang dingin and pendiam itu bisa berubah karena loe, please?!”
Rere : “ya, yaudah deh” (merasa ragu dan pasrah)

Dimas memenggil adit dan membawanya kepada Rere. Rere dan Adit merasa gugup dan tidak berkata apa-apa. Semenjak itu Adit mulai dekat dengan Rere, mulai dari belajar bersama, makan bareng, hingga pulang sekolah bersama. Setelah tak beberapa lama dari kedekatan mereka, akhirnya Adit menyatakan rasa suka kepada Rere.
Diam – diam Adit ternyata memperhatikan perkembangan mereka. Akhirnya tujuannya tercapai yaitu menjadi mak comblang diantara Adit dan Rere. Ia berharap agar cinta Adit dan Rere dapat berjalan lama.
Namun cara berpacaran mereka sangat aneh. Adit lebih sering mengirim sms kepada Rere dari pada meneleponnya atau bertemu langsung dengannya. Adit juga tak pernah mengajak Rere kencan. Adit hanya sering mengajak Rere ke kantin.



Suatu hari pada waktu mereka berdua di kantin mereka memesan makanan.
Adit : “kamu mau makan apa?”
Rere : “emmm… gue mau nasi goreng aja deh, oh iya… jangan lupa telurnya di dadar”
Adit : (menulis pesannya di kertas)
Rere : (heran ) “lho kenapa ga langsung pesen langsung aja ?”
Adit : (tersenyum) “enakan ditulis”
Rere : “yaudah deh, terserah loe aja!” (sedikit kesal)
Pesanan mereka pun tiba. Dan mereka meneruskan perbincangan mereka.

Rere : “Dit, kenapa sih loe ga pernah telpon gue, nanya apa keq, cerita atau curhat gitu, di kelas loe cuma dieeemm aja. Kaya ga kenal gitu”
Adit : (tersenyum dan menatap Rere dan langsung melanjutkan makannya)
Rere : (dengan wajah kesal)


Adit hanya terdiam dan Rere pun semakin kesal. Namun Rere dan Adit tetap melanjutkan acara makannya. Seusai makan mereka kembali kekelas.
Malamnya Adit mengirim SMS kepada Rere :

Adit << Re, maafin Adit yaa, Adit emang jarang ngomong, Adit malu Re, kamu mau maafi Adit kan??
Rere << ya,,, ya.. ya…
Adit << koq kayanya masih kesel, Re??
Rere << gak pa2, yaudah Dit, gw lagi sibuk blajar..
Adit << owwhh,, yaudah, met blajar ya Re…!!!



Mereka pun menyudahkan SMSan mereka. Hari minggu sore Andi mengajak Rere ke toko buku untuk membeli buku cerita.

Andi : “kak Lele antel Andi ke Toko Buku dong”
Rere : “gak mau”
Andi : “ayo dong kak!” (merengek)
Rere : “emangnya kamu mau cari buku apa sih?”
Andi : “ aku mau beli komik dolaemon yang baru…”
Rere : “kakak lagi sibuk nih”
Andi : “kakak antelin….!” (menarik- narik tangan Rere)
Rere : “aduh Andi, tangan kakak sakit, lepasin dong!”
Andi : “anterin dulu kak”
Rere : “iya .. deh”
Mereka akhirnya berangkat ke Toko Buku. Saat di Toko Buku Rere dan Andi bertemu dengan Adit.

Rere : “lho, Dit lagi ngapain ?”
Adit : “lagi mau ca … emmhh.. mau beli buku, kamu ngapain disini ?”
Rere : “lagi anterin adik gue beli komik”

Tiba- tiba andi datang .

Andi : “”kak Lele, kak Lele … Andi udah dapet nih komiknya!” (menunjukan kepada Rere )
Rere : “sssttt… jangan panggil kakak dengan sebutan kak Lele dong, kalo kedengaran orang gimana ? kakak kan malu” (sedikit kesal)
Adit : “ini adik kamu ?”
Rere : “iya… namanya Andi”
Andi : “halo kak, kakak temennya kak Lele ya ?” (berjabat tangan dengan Adit )
Adit : (tersenyum ) “halo juga”
Rere : “Andi, kakak kan sudah bilang jangan panggil kakak dengan sebutan itu…” (sedikit berbisik )
Andi : “tapi kan, kakak tau kalo Andi gak bisa sebut nama kakak, soalnya andi kan cadel”
Rere : “kamu tuh bikin kakak kesel terus, kamu cuma bisa nyusahin kakak aja. Kakak capekk!”
Adit : (berusaha melerai ) “udahlah cuma masalah kecil aja koq”
Rere : “udah Dit , loe ga usah ikut campur!!!”

Karena terus dimarahi Rere, Andi pun menangis. Karena ia sangat kesal, ia pun meninggalkan Andi dan Adit. Adit mengejar Rere, tapi ia tetap tidak memenggil nama Rere. Namun karena Rere semakin jauh. Adit memenggilnya.

Adit : “Lele….!”
Rere : (terkejut dan berhenti sejenak ) “Andi…” (menoleh kebelakang dengan wajah kesal)

Rere mengira yang memenggilnya adalah Andi tapi ternyata Adit yang memanggilnya, perasaan Rere campur aduk. Dari rasa kesal, marah, dan kecewa.

Rere : “A… A… Adit!” (ia bingung )
Adit : “Le, please jangan pelgi…. Kasihan adik kamu”
Rere : “Adit, ternyata loe….. cadel??”
Adit : “ iya , makanya selama ini aku lebih suka nulis”
Rere : “ kenapa loe gak pernah bilang jujur ke gue!! “ (marah dan langsung pergi)

Ketika Rere pergi, Adit hanya diam dan Andi masih menagis. Kemudian Adit mengantar Andi pulang.
Andi : “ Makasih ya kak, udah antel Andi “
Adit : “ ya sama-sama, ya udah masuk sana” (menyuruh andi masuk)
Setelah itu Rere pulang dan bertemu Adit di depan rumahnya. Tapi Rere tak memandang Adit sedikitpun. Ia langsung masuk ke dalam rumah. Tidak lama kemudian Adit pun meninggalkan rumah Rere.





Keesokan harinya Rere sedang duduk di kelas dan Dini menghampirinya karena Dini melihat wajah Rere sedih.
Dini : “ Ada masalah Re?” (menepuk bahu Rere)
Rere : (terkejut) “ eh loe Din, emm… gak apa-apa”
Dini : “ kalau ada masalah cerita aja Re ..?”
Rere : “ gue benci sama orang yang selalu nyebut nama gue ‘lele’ !”
Dini : “ Lho, emangnya kenapa ? “
Rere `: “ Adit sama adik gue itu sama aja, selalu memanggil nama gue ‘Lele’ “
Dini : “ Memangnya kenapa mereka memanggil kamu lele !
Rere : “ Karena mereka cadel !”
Dini : “ Udah lah Re”
Rere : “Loe itu sama aja kaya mereka ga bisa ngertiin gue ! “ (bergegas meninggalkan Din)
Dini : (hanya diam dan berkata dengan pelan ) “andai kamu tahu, aku juga ngerti perasaan kamu”
Bel usai sekolah pun berbunyi tepat pukul 01.00 , Rere pulang dengan hati yang sangat kesal. Dijalan ia bertemu dengan Dini yang sedang menyapu jalan dengan memakai baju petugas kebersihan.
Rere : “Din, loe ngapain disini?” (bertanya dengan penuh rasa heran)
Dini : (tersenyum ) “aku kerja sambilan jadi penyapu jalan, Re”
Rere : “ ha…h untuk apa?”
Dini : “orang tuaku itu ga kaya dan sejak aku SMA mereka mengidap penyakit hingga akhirnya sekarang mereka lumpuh, dan mereka tak dapat bekerja seperti halnya orang- orang biasa. Maka dari itu, untuk biaya makan dan sekolah, aku bekerja sabilan ini setiap pulang sekolah”
Rere : “ya.. ampun Din, sabar ya .. gue juga turut prihatin” (merangkul Dini)
Dini : (tersenyum manis) “tapi aku tetep bersyukur koq karena mereka aku bisa ada di dunia ini. “
Rere : “ Gue salut sama loe Din ! “ (mengancungkan jepol)
Dini : “ karena kita sebagai manusia itu ga semuanya sempurna. Re, jadi kita ga boleh menuntut orang lain termasuk Adit dan adik kamu “
Rere : “ Terus, kenapa loe gak mau pacaran ?? “
Dini : “ kan dari agama kita ga ada kata pacaran yang ada hanya hubungan persaudaraan dan persahabatan “
Rere : “ Thanx ya, gue baru nyadar kalau Adit yang cadel itu bukan salah dia tapi itu memang kekurangannya “
Rere pun melanjutkan perjalanannya dan Dini melanjutkan pekerjaan. Sesampainya di Rumah Rere meminta maaf pada Andi.



Esok paginya dari sekolah Dini dan Rere sedang duduk bersama. Dimas dan Adit menghampiri mereka.
Adit : “ Tumben amat kamu duduk sama Dini ?”
Rere : (tersenyum) “ Up to me dong ! “
Adit : “ kamu masih kesel sama aku ! “
Rere : “ aku mau putus ? “
Adit : “ Hah, kenapa ? “ (Kaget)
Rere : “ karena aku udah sadar kalau pacaran itu gak boleh Dit, so kita semua sahabatan aja yach ! “ (tersenyum)
Adit : (hanya tersenyum) “kalo begitu … oke deh”
Rere : “ Dan loe Dimas, jangan pikirin pacaran terus, Ok ! “
Dimas : “ sip dah Re ….. gue ga akan pikir pacaran tapi gue pikirinnn….. cewek aja deh, hahahaha Just Kidding !”
Rere : “yaudah mulai dari sekarang gimana kalo kita semua sahabatan!”
Dimas : “ ide bagus tuh!!”
Dini : “Dalam persahabatan kita, kita harus saling menerima kelemahan maupun kekurangan satu sama lain. Terus, kalo ada masalah kita omongin sama- sama, and satu lagi hal yang paling penting harus saling tolong menolong yach… oke!”
Semua : “ Oke deeehhhh!!! “
Mereka semua tertawa. Mulai dari situ, persahabatan mereka pun di mulai. Ada dua hal yang Rere ambil dari ini yaitu manusia tidak ada yang sempurna. Jadi kita tidak boleh menuntut orang-orang disekitar kita untuk menjadi sempurna. Dan hal yang kedua adalah di dalam agama tidak ada istilah pacaran yang ada hanya hubungan persaudaraan dan persahabatan. So, lebih baik kita sahabatan dari pada pacaran.



