PENETAPAN KADAR KAFEIN DALAM MINUMAN
DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (HPLC)
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui prinsip dasar analisa sampel dengan alat HPLC
2. mampu menentukan kadar kafein dari suatu sampel
TEORI SINGKAT
Kromatografi merupakan salah satu teknik pemisahan yang dapat memisahkan setiap komponen dalam suatu campuran. Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan migrasi setiap komponen yang disebabkan karena perbedaan sifat interaksi dari setiap komponen pada fase diam dan fase gerak. Berdasarkan fase geraknya metoda kromatografi cair dan kromatografi gas. Salah satu contoh dari pengembangan metode kromatografi cair dalam HPLC (High Performance Liquid Chromatgraphy) atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan dengan memakai fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga halus yang distribusi ukurannya sempit (kolom) dan fase gerak yang dipaksa mengalir dengan laju alir yang terkendali dengan memakai tekanan tinggi sehingga menghasilkan pemisahan dengan resolusi tinggi dan waktu yang relatif singkat.
Resolusi adalah pengukuran secara fisik suatu pemisahan. Resolusi dapat ditingkatkan dengan mengoptimasi perameter –perameter HPLC yaitu retensi, selektivitas, dan evisiensi. Secara praktis parameter-parameter tersebut dapat dioptimalkan dengan mengubah:
1. komposisi dari fase gerak
2. laju alir
3. sifat kimia dari fase gerak
4. jenis kolom
Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif. Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan kromatografi sampel dengan kromatogram baku pembanding berdasarkan waktu retensinya. Sedangkan untuk analisa kuantitatif dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
Cx = Ax / Ap x Cp
Keterangan:
Cx = Konsentrasi sampel
Ax = Peak area sampel (Luas puncak)
Ap = Peak area pembanding (Luas puncak)
Cp = Konsentrasi pembanding
ALAT DAN BAHAN
Alat:
a. HPLC Series 200 dengan detektor UV 275 nm Perkin Elmer
b. Kolom C 18 (non-polar)
c. Corong pisah
d. Gelas ukur 50 ml
e. Pipet ukur 10 ml
f. Corong + kertas saring
g. Vial
h. Mikro pipet + tip
i. Sarung tangan
Bahan:
a. Kafein standar
b. Minuman berkafein
c. Diklorometana (CH2Cl2)
d. 1,5 ml pelarut (asam asetat 70% dan metanol 30%) pada fase gerak
PROSEDUR KERJA
Larutan sampel:
1. siapkan minuman (sampel) yang akan diuji kadar kefeinnya
2. lalu ambil 25 ml larutan sampel, masukan kedalam corong pisah
3. encerkan dengan diklorometana sebanyak 25 ml (tujuannya untuk mengikat kafein pada sampel) lalu dikocok-kocok (untuk membuang gas yang ada pada campuran sampel)
4. kemudian aerasikan selama 15 menit
5. lalu ambil 1 ml sampel yang sudah disaring, masukan kedalam vial
6. tentukan kadar kafein dalam sampel dengan HPLC
Kinerja HPLC:
1. masukan vial yang berisi sampel kedalam Autosampler untuk diijneksi
2. kemudian sampel dibawa oleh fase gerak menuju kolom (C18)
3. pada kolom akan terjadi interaksi secara kerekteristik
4. sampel yang melewati kolom akan dibawa ke detektor
5. lalu dibaca oleh rekorder
6. lalu akan didapatkan hasil yang bisa dilihat pada layar komputer
HASIL PERCOBAAN
Kadar kafein yang tertera pada label sampel adalah 50 mg/175ml:
ppm = 50 mg / 0,175 L
= 285,71 mg/L
Kadar kafein hasil analisis:
Cx = Ax / Ap x Cp
= 3285717,98 / 2700210,92 x 200 ppm
= 243, 36 ppm
KESIMPULAN
Berdasarkan data analisis dapat disimpulkan bahwa konsentrasi sampelminuman pada label (285,71 ppm) berbeda dengan konsentrasi hasil analisis (243,36 ppm).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar